Jumat, 04 Maret 2011

Ta'arufku Merona

Ta’aruf ku Merona

Kau hadir dalam angan angan.
Tak pernah tampak olehku
Hanya gambaran rona merah dan jingga

Hadirmu tak pernah kurencanakan
Hadirmu terlalu terlambat untuk menyia2 kanmu
Hadirmu bukan untuk tersakiti
Hadirmu terpanggil karena keputusan adil Tuhan

Karena aku tidak pernah memaksanya
Memohon agar ini bisa terjadi
Karena ini adalah hasrat tuhan yang menunjukkan kuasaNya

Pintu hatiku terbuka selebar lebarnya
Jendela ikhlasku tersebar seluas luasnya
Hatiku ,perasaanku pikiranku kupasrahkan keutuhannya kepadaNya
Entah siapapun yang akan menorehkan luka di relung palung hati terdalam
Aku tetap kan bertahan, menerima semua keadaanmu

Telah ku letakkan rasa percayaku kepadamu
Telah ku utus sang malikat untuk mejagamu kelak di hari kita
Telah ku singkirkan semua hiruk pikuk penat di masa lalu
Dan berikrar memulai kehidupan yang baru
Bersamamu, berdua denganmu, selalu setia, selalu melindungimu, tak berkesudahan

Apapun keadaan yang kau ciptakan tak pernah mengubah sedikitpun
Keterikatan batin dan sejuknya hati ini merindukan ketulusan itu
Aku tidak pernah tau apakah itu dustamu atau firasatku
Aku tidak pernah perduli dengan bisikan didada kiriku
Untuk mengatur rencana yang hitam dan kelam
Untuk menghimpun strategi berantai menundukkan mu
Menikmati kelemahanmu, dan kelengahanmu, bukan itu semua
Bukan sperti itu,,,

Ucapanku yang kuucap untuk menenangkanmu
Perkataanku yang kukatakan untuk menaungimu
Ungkapanku yang ku ungkapkan untuk mendekatkanmu
Hanya saja prasangka selalu menimbulkan fitnah ketika di gabungkan dalam ketakutan kekhawatiran, dan ketidakpercayaan
Semua itu baru kusadari jka memang harus kulakukan seperti prasangkamu, maka tidak perlu ku korbankan semua egoku,waktuku, kemalasanku, keacuhanku jika bukan karena ingin memilihmu.
Tapi semua kau buat menjadi nyata
Taarufku merona merah dan jingga
Hanya sekejap tapi terlalu dalam makna di baliknya
Satu alasanmu meninggalkanku, memutuskan sepihak rasaku,
Menganiaya ketulusanku untuk saat itu
Untuk satu alas an yang khilafah dan tidak pernah tebukti
Tapi tetap kau pegangi hingga saatnya tiba
Tuhan yang berkehendak, karena kehendakku bukanlah apa apa

Karena keberhasilanmu menyakitiku
Ku relakan kau pergi jauh meninggalkanku
Tanpa pernah ku mengerti apakah sungguh dirimu seperti itu.





Di tulis oleh “Girindra”, Thursday.18 November 2010, 03:59


Actual : 17 November 2010, 05:25:55